Karena kebahagiaan, sebagaimana dongeng, sering kali diciptakan oleh mereka yang terlalu lama hidup dalam kekosongan. Kita memberinya bentuk, nama, bahkan jalan cerita — seolah ia sesuatu yang bisa ditunjuk dari kejauhan, dijadikan tujuan, dipetakan.
Padahal, berapa banyak dari kita yang benar-benar bisa berkata, Aku bahagia, tanpa ada sedikit pun rasa bersalah, atau takut kehilangan?
Mungkin kebahagiaan bukan sesuatu yang terjadi. Ia hanya momen-momen kecil yang lewat begitu cepat, seringkali tanpa disadari. Bukan perayaan, tapi jeda. Seperti tarikan napas di tengah kalimat panjang yang melelahkan. Seperti cahaya yang jatuh di sudut kamar pada pukul lima sore — tak berguna, tak penting, tapi untuk sesaat, cukup.
Orang mencari bahagia seperti mencari sesuatu yang hilang. Tapi bagaimana kalau yang hilang itu memang tidak pernah ada? Bagaimana kalau kita hanya ingin percaya bahwa hidup bisa terasa utuh, meski setiap hari mengikis sedikit demi sedikit diri kita?
#darkest thoughts always need an outlet#
by Qintha
